Soal Stadion, Persija Tidak Bisa Meniru Persib Bandung
Direktur Persija Mohamad Prapanca menyebut Persija tidak bisa meniru Persib Bandung yang mengambil alih pengelolaan Stadion GBLA Bandung.

GBLA di bawah pemerintah daerah, utamanya Pemerintah Kota Bandung, sedangkan JIS dikendalikan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov Jakarta.

"Stadion yang dimiliki pemerintah daerah diperuntukkan untuk keperluan publik, jadi tidak mencari keuntungan semata. Sedangkan, JIS dikelola BUMD, selain untuk memberikan hiburan kepada masyarakat Jakarta, juga memiliki target untuk pengembalian investasi yang telah dikeluarkan pemerintah Jakarta,” ujar Prapanca dalam acara “Ngopi Bareng Persija”, Jumat (8/11).

Menurut hitungan dan perkiraan Prapanca, nilai investasi JIS menyentuh 4 triliun untuk pembebasan lahan, pembangunan, dsb. Misal Persija mengambil alih pengelolaan JIS selama 20 tahun, Persija harus mendapat pendapatan 200 miliar + 100 miliar untuk pemeliharaan (total 300M) yang harus disetorkan ke Jakpro per tahun sebagai bentuk pengembalian investasi.

"Anggaplah 30 kali main di JIS (Liga, AFC, friendly match), mungkin cuma bisa berkontribusi 21 Miliar. Sisanya bisa kita jual untuk konser dan lain-lain. Karena juga ada jeda maintenance, mungkin cuma bisa 16 event. Misal dipatok biaya sewa 1M per event, jadi total 16M. Dengan jumlah itu (21+16=37 Miliar per tahun), untuk pemeliharaan saja tidak tertutup. Jadi menurut saya risikonya terlalu besar untuk kami kelola JIS yang sangat megah itu," tutur Prapanca.

"GBLA sama Persib hitung-hitungan saya kontribusinya mungkin tidak sebesar itu karena itu kan Pemda. Mungkin setahun cuma nyetor 10-16M. Sedangkan kita harus setor 300M. Jadi saya rasa kami belum siap untuk mengelola JIS," pungkasnya. (psjtv)

YOUR REACTION?


You may also like

Facebook Conversations